Wanita memang menjadi suatu mahluk yang topiknya takkan pernah ada habisnya untuk dibahas. Keindahannya yang mempesona mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki memang tak tertandingi oleh kaum adam. Sifat wanita yang terkadang dianggap bisa menjadi racun atau bahkan obat oleh kaum adam memang benar sekali adanya. wanita bisa jadi perhiasan dunia, namun bisa juga menjadi racun dunia (meminjam istilah changcuters). Terlepas dari itu semua islam sangatlah mengangkat derajat wanita. Ia yang awal kehadirannya hanya sebagai pelengkap kaum adam saja dan hanya sebagai pajangan kehidupan dunia, terlebih pada saat jaman jahiliyah sebelum negara arab tersinari oleh kedatangan islam, wanita sangatlah terkungkung oleh budak kehausan hawa nafsu kaum adam saja, keberadaannya dikutuk tapi dibutuhkan, diasingkan tapi selalu menjadi bahan rebutan. Masih ingatkah kasus Umar yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya?? karena tuntutan budaya pada saat itu yang menganggap wanita hanyalah penambah beban saja. Sampai akhirnya islam datang dengan mengangkat derajat wanita memposisikannya bukan hanya sebagai pelengkap kaum adam saja tapi juga sebagai pendamping kaum adam dan sebagai salah satu faktor berhasil atau tidaknya seorang adam, sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, dan tentunya rasulullah mengatakan dalam haditsnya.
“wanita adalah tiangnya sebuah negara. Jika wanita pada negara itu baik maka baiklah negaranya. Dan jika wanita pada negara itu buruk, maka buruklah negara itu.”
Seperti halnya shalat yang diposisikan sebagai tiangnya agama, islampun memposisikan wanita sebagai penentu baik dan buruknya suatu negara. Bahkan ada istilah “yang menjadi faktor terjatuhnya kaum adam adalah tahta dan wanita”.
Wanita yang takkan pernah habis pesonanya. Dari ujung kepala sampai ujung kakinya yang tak pernah luput dari kata keindahan, yang suaranya tak pernah lepas dari kata kelembutan, yang perangainya selalu menjadi tarikan magnet bagi kaum adam. Memang seharusnyalah dilindungi atau bahasa lainnya di jaga. Maka dari itu Allah menyerukan dalam al-qur’an:
“wahai nabi! Katakanlah pada isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,” hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, dan maha penyayang”.(QS . Al-Ahzab: 59)
Jilbab dan wanita seharusnya takkan pernah bisa terpisahkan, kewajiban wanita mengenakan jilbab memanglah tak semestinya dipertanyakan lagi. Dalam surat Al-Ahzab ayat 59 diatas cukuplah jelas bahwa Allah menyerukan kepada nabi Muhammad tentang kewajiban umat kaum perempuannya untuk menutupi aurat dengan “Jilbab”, arti jilbab disini ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, wajah dan dada.
Seperti halnya diterangkan dalam surat lain apa yang dikatakan “jilbab” yang syar’i yang
seharusnya wanita kenakan.
“....dan hendaklah mereka menutukan kain kerudung ke dadanya.....(QS An-Nur: 31) .
Islam menghargai dan melidungi keindahan wanita dengan menyeru agar wanita muslimah seharusnyalah menutup auratnya, agar terlidungi dari jahilnya pikiran kaum adam.
Jika kita analogikan wanita adalah sayuran. Yang biasa dijual di supermarket yang tertutup rapat agar terlindungi dari kuman-kuman dan lalat-lalat,tentu harganya akan jauh lebih mahal dibanding sayuran yang dijual tergeletak di pasar tradisoanal dan banyak sekali lalat-lalat yang mengelilinginya. Jika wanita itu adalah sayuran yang aurat nya terbuka dan bebas dilihat atau bahkan dipegang oleh siapapun, seperti halnya oleh lalat-lalat yang mengelilingi sayuran di pasar tradisional tadi. Tentu akan lebih berharga wanita yang auratnya tertutup rapat, hanya orang-orang tertentu yang bisa mendekatinya tanpa harus dikelilingi oleh lalat-lalat tadi. Mana yang akan kita pilih?? Begitu indahnya bukan islam melindungi kaum wanita?.
Wanita arab memang sudah mengenakan jilbab sebelum islam dengan jelas menyerukannya. Namun jilbab pada saat itu berupa kain penutup kepala yang memang benar-benar hanya menutup kepala saja dan membiarkan rambut, leher, dan dadanya terlihat. Semata-mata sebagai fashion wanita arab pada saat itu saja bukan berfungsi sebagai penutup aurat. Sampai akhirnya turun surat al-ahzab ayat 59 dan annur ayat 31 yang tertera di atas.maka rasulullah dalam haditsnya, memperjelas apa yang dikatakan “jilbab” sesuai yang diatur oleh islam.
“berkata rasulullah kepada Asma adik Aisyah,”hai Asma apabila wanita sudah mendapatkan haid tidak boleh memperlihatkan seluruh anggota tubuhnya kecuali ini dengan ini (rasulullah menunjuk wajah dan telapak tangannya)”(H.R Bukhari Muslim)
Jelasnya semua tubuh wanita adalah aurat dan wajib hukumnya ditutup kecuali wajah dan telapak tangannya. tentunya Kriteria penutup aurat ini akan di interpretasikan berbeda-beda. Cara berpakaian wanita muslimah berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain, artinya menyesuaikan dengan budaya yang berlaku, model jilbab yang dikenakan wanita muslimah berbeda-beda. Tapi yang jelas ialah kerudung yang menutupi sampai dada dan jilbab yang menutupi seluruh aurat mereka kaum muslimah.
Di indonesia wanita mengenakan jilbab sudahlah bukan suatu hal yang tabuh lagi. Bahkan sudah menjadi salah satu pilihan model wanita yang ingin mencerminkan kepribadiannya lewat cara berpakaian. Atau bahkan sudah menjadi keharusan karena disekolahnya mewajibkan wanita muslimah mengenakan jilbab. Sesederhana itu kah jilbab dalam pribadi muslimah? Sebagai pilihan atau hanya sebagai formalitas untuk memenuhi kewajiban. .
Pertanyaan terbesarnya adalah. “mengapa kita harus berjilbab??” jika jawabannya adalah karena suruhan orang tua, atau karena mengikuti teman, atau faktor-faktor eksternal lainnya. Masih layakkah jilbab yang kita kenakan di sebut jilbab sebagai ideologi kita?? Atau alasan lainnya. Wanita akan terlihat sangat anggun saat mengenakan jilbab, dan karena generalisasi karakter wanita yang berjilbab selalu membawa ketenangan, lalu karena alasan itu kita mengenakan jilbab. Pertanyaan selanjutnya “masihkah kita akan mengenakan jilbab??” jika suatu saat nanti muncul issu bahwa wanita berjilbab akan terlihat lebih tua (bahasa lainnya kaya ibu-ibu???!!!), atau disaat orang tua kita sudah tidak lagi menyuruh kita mengenakan jilbab? Atau di saat banyak sekali teman kita yang sudah tidak mengenakan jilbab??.tentu nya hal ini tak pernah terjadi jika kita berjilbab untuk ideology dan bukan untuk memenuhi tuntutan fashion balaka.
Memenuhi tuntutan jilbab sebagai ideology memang tak mudah adanya, keyakinan kita untuk mengikuti perintah allah dan rasulnya selalu di ikuti embel-embel faktor eksternal yang disebutkan di paragraf sebelumnya. Tak ada yang salah memang yang lebih salah lagi adalah orang yag tidak mengenakan jilbab karena takut mencari alasan mengapa mereka harus mengenakan jilbab. Katakanlah pada orang ini “kawan,,,jika memang kau anggap berjilbab itu hanya membuatmu kepanasan menghadapi udara didunia ini, ketahuilah bahwa api neraka jauh lebih panas dari suhu udara dunia ini.” Islam datang dengan berbagai syafa’at bagi manusia. Mengikuti kemajuan fashion boleh tapi haruskah kita ikut meleburkan diri dengan menghilangkan syar’i-syar’i yang sudah di tetapkan allah. Berjilbab tetapi ketat, berjilbab tetapi tak menutupi dada,berjilbab tetapi tembus pandang, berjilbab tetapi berponi, dan lain sebgainya. Islam itu indah jika kau tau keindahan islam. Jadi... masihkah jilbab yang kita kenakan menjadi ideology kita??!!! Lusruskan kembali niat kita dan jwab kembali pertanyaan kita tentang mengapa kita harus berjilbab??? Semata-mata hanya untuk keridhoan allah.
Oleh : Mega Ozora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar